Siaran Pers2 Desember 2025

Catat Kinerja Solid Pemahaman Berasuransi Dorong Pertumbuhan Kinerja Zurich Indonesia

Jakarta, 26 November 2025 — Memasuki penghujung tahun 2025, Zurich Indonesia yang terdiri atas PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk (ZAI), PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah), dan PT Zurich Topas Life (Zurich Life) mencatatkan pertumbuhan positif pada pertumbuhan pendapatan premi bruto (gross written premium/GWP). ZAI tumbuh 15%, Zurich Syariah tumbuh 17%, dan 9% untuk Zurich Life. Capaian ini merefleksikan kemampuan Zurich Indonesia untuk tidak hanya bertahan di tengah dinamika industri, tetapi juga terus bertumbuh secara berkelanjutan.

Country Manager Zurich Indonesia, Edhi Tjahja Negara, menyampaikan, “Pertumbuhan positif tahun ini mencerminkan kekuatan fundamental bisnis Zurich Indonesia dan kemampuan kami beradaptasi untuk menghadirkan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah. Kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan optimal di Indonesia dengan memperluas jaringan di tengah pasar yang dinamis, terutama pada asuransi kendaraan bermotor, kesehatan, perjalanan, dan properti.”

Bisnis Ritel jadi Motor Penggerak Kinerja

Hingga Oktober 2025 (year-to-date/ytd), asuransi kendaraan bermotor dari ZAI dan Zurich Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan GWP hingga 8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Meski industri otomotif menantang, loyalitas nasabah serta kolaborasi dengan dealer maupun mitra pembiayaan menjadi pendorong Zurich Indonesia dalam mencatatkan kinerja positif. Di periode yang sama (ytd), asuransi kesehatan ZAI, melalui produk Medicilin, juga mencatatkan kenaikan GWP hingga lebih dari 50% seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap asuransi. Menjelang akhir tahun, asuransi perjalanan dari ZAI mencatatkan kenaikan minat masyarakat untuk memiliki perlindungan dalam perjalanan mereka, terlihat dari pertumbuhan jumlah polis yang bertransaksi melalui platform digital proteksi.zurich.co.id hingga Oktober 2025 (ytd) mencapai lebih dari 40%, seiring meningkatnya volume perjalanan domestik maupun internasional. Begitu pula dengan Zurich Syariah, hingga Oktober 2025 (ytd), asuransi perjalanan syariah mencatatkan pertumbuhan GWP hingga 21% dengan dominasi perjalanan ibadah umrah yang mengalami peningkatan jumlah polis hingga lebih dari 100%.

Pada bisnis asuransi jiwa, hingga Oktober 2025 (ytd), lini asuransi jiwa tradisional yang memberikan manfaat perlindungan jiwa dan tabungan mencatatkan pertumbuhan GWP sebesar 27% sementara produk asuransi jiwa Zurich Group Protector Absolute (ZGPA) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Berbagai catatan tersebut membuktikan komitmen Zurich Indonesia untuk terus memberikan solusi perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Proyeksi Ekonomi dan Industri Asuransi 2026

Tren pertumbuhan di berbagai lini asuransi tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran berasuransi di berbagai sektor asuransi, seiring dengan cuaca ekstrem dan bencana alam yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pergeseran pola cuaca yang memicu banjir, angin kencang, dan kebakaran hutan semakin menegaskan pentingnya perlindungan terhadap aset pribadi maupun bisnis. Dalam peristiwa banjir di Bali pada September 2025, ZAI berhasil membayarkan klaim lebih dari Rp30 miliar, dengan klaim terbesar berasal dari lini properti yang mencapai Rp29 miliar, disusul oleh klaim kendaraan bermotor. Sebagai bentuk komitmen mempercepat pemulihan nasabah, ZAI juga menerapkan proses klaim fast track untuk kasus terdampak bencana, sehingga penyelesaian klaim dapat dilakukan lebih cepat, tepat, dan minim hambatan. Di tengah meningkatnya frekuensi bencana dan dinamika risiko, proyeksi pemulihan ekonomi Indonesia pada 2026 membuka ruang bagi peningkatan permintaan terhadap produk perlindungan yang lebih adaptif dan komprehensif. Optimisme terhadap prospek industri asuransi ini turut diperkuat oleh Ekonom dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty. “Saya melihat industri asuransi akan memasuki fase pertumbuhan baru pada 2026, seiring membaiknya indikator ekonomi nasional seperti konsumsi rumah tangga, daya beli kelas menengah, serta ekspektasi penurunan suku bunga global. Ketika ketidakpastian ekonomi mereda, permintaan terhadap produk proteksi cenderung meningkat karena masyarakat mulai memikirkan kembali mitigasi risiko jangka panjang. Dengan penetrasi asuransi yang masih di bawah 3% dalam satu dekade terakhir[1], ruang ekspansi industri masih sangat besar. Momentum pemulihan ekonomi 2026 menjadi titik penting untuk mempercepat pertumbuhan industri asuransi, baik dari sisi inovasi produk maupun perluasan akses.” Sejalan dengan pandangan tersebut, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia, Yulius Bhayangkara, menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat fondasi industri. “Industri asuransi nasional menunjukkan tren pertumbuhan positif di tengah dinamika ekonomi global. Kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan asosiasi menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor ini. Ke depan, inovasi produk, peningkatan literasi keuangan, dan transformasi digital akan menjadi motor utama dalam memperluas penetrasi asuransi dan memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan serta ketahanan ekonomi nasional,” ungkap Yulius.

Langkah Strategis Zurich Indonesia Optimalkan 2026

Zurich Indonesia menyiapkan strategi penguatan yang selaras dengan potensi pasar dan arah pemulihan ekonomi nasional. Memasuki tahun 2026, Zurich Indonesia semakin menguatkan fokus perusahaan pada peningkatan penetrasi existing product melalui perluasan distribusi dan kemitraan, pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta penawaran berbagai inovasi dan transformasi layanan.

“Kami optimis melangkah ke depan dengan ekonomi Indonesia terus menguat, inovasi produk yang terus dikembangkan, serta generasi muda yang semakin menjadi fokus edukasi dan penetrasi produk. Kombinasi ketiga faktor ini akan menjadi landasan kuat bagi Zurich Indonesia untuk terus bertumbuh optimal di 2026,” tutup Edhi.

 

[1] Otoritas Jasa Keuangan (2025). Majalah Edukasi Triwulan II 2025